“Aura Farming” Penari Cilik di Festival Pacu Jalur Riau Tembus Dunia Maya Internasional

JurnalPlus.com, Riau — Festival Pacu Jalur 2025 di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, mendadak jadi sorotan internasional. Seorang penari cilik yang tampil di atas perahu saat pembukaan acara memancarkan ekspresi penuh percaya diri yang belakangan dijuluki warganet sebagai “Aura Farming”. Aksinya viral dan menjangkau penonton hingga ke luar negeri.

Anak tersebut terlihat mengenakan tanjak tradisional, kacamata hitam, dan pakaian khas Melayu, sambil menari dengan penuh gaya di ujung perahu panjang (jalur). Gestur tubuhnya yang enerjik dan ekspresif sukses memikat jutaan pasang mata—baik yang hadir langsung maupun yang menonton via media sosial.

Fenomena “Aura Farming” Trending Global
Cuplikan video penari cilik ini awalnya dibagikan oleh akun lokal, namun dengan cepat menyebar luas ke berbagai platform digital seperti TikTok, Instagram Reels, hingga Twitter/X. Bahkan, akun klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) dan YouTuber internasional KSI ikut mengunggah ulang dengan caption lucu.

Istilah “Aura Farming” muncul sebagai bentuk kekaguman netizen terhadap penampilan yang dianggap terlalu ‘powerful’ dan percaya diri untuk anak seusianya.

“Anak ini bukan menari, dia sedang mengumpulkan aura untuk level legenda,” tulis akun @itsfeyofficial di TikTok, yang videonya sudah ditonton lebih dari 8 juta kali.

Apa Itu Festival Pacu Jalur?
Festival Pacu Jalur adalah tradisi balap perahu panjang khas masyarakat Kuansing yang rutin digelar setiap tahun di Sungai Batang Kuantan. Setiap jalur (perahu) biasanya diawaki oleh 40–60 orang, termasuk penari pembuka dan penabuh alat musik tradisional.

Acara ini tak hanya menjadi ajang olahraga budaya, tetapi juga pesta rakyat yang sarat nilai sejarah dan spiritual. Festival tahun ini diikuti oleh lebih dari 150 jalur dari berbagai desa di Riau, dan dihadiri oleh wisatawan mancanegara.

Reaksi dan Dampak Positif
Banyak tokoh budaya dan influencer Indonesia menyambut viralnya “Aura Farming” ini sebagai momentum strategis untuk mengangkat pariwisata dan kearifan lokal Riau.

“Ini bukti bahwa budaya tradisional kita punya daya tarik global jika dikemas dengan baik,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri dalam konferensi pers daring.

Pemerintah Provinsi Riau bahkan dikabarkan akan menggandeng penari cilik tersebut sebagai ikon promosi budaya digital 2025, menyusul lonjakan pencarian kata kunci “Pacu Jalur” di Google Trends dalam 48 jam terakhir.

Kesimpulan
Fenomena “Aura Farming” dari penari cilik di Pacu Jalur 2025 bukan hanya tentang viralitas, tetapi juga sinyal kuat bahwa budaya lokal Indonesia punya tempat di panggung dunia. Dengan strategi digital yang tepat, tradisi leluhur bisa menjadi daya tarik global yang membanggakan.